Didalam bahasa Jawa, istilah guru adalah “digugu lan ditiru”
(orang yang dipercaya dan diikuti), maksudnya ialah bahwa guru bukan hanya
sebagai penyampai informasi namun seseorang yang mana setiap hal yang
dikerjakannya, karakternya, sikapnya, perbuatannya, segala sesuatunya akan
ditiru oleh murid-muridnya. Berdasarkan pengertian
istilah ini, maka menjadi seorang guru bukanlah persoalan yang kecil. Guru memiliki tanggung jawab yang sangat
besar terhadap murid-murid yang diajarnya sekaligus terhadap dirinya sendiri,
seorang guru harus hidup dengan sangat berhati-hati. Seorang guru yang baik tentulah seorang guru
yang disegani sekaligus dicintai oleh murid-muridnya. Guru tidak boleh kehilangan otoritas
dihadapan murid yang diajarnya. Jika guru
kehilangan otoritas, maka murid tidak akan bisa menghormati guru. Otoritas seorang guru dapat dibangun dari sebuah
integritas yang dapat dilihat oleh murid-muridnya.
Murid-murid yang melihat bahwa gurunya ialah seorang yang
berintegritas akan dengan sendirinya menjadikan guru tersebut sebagai pola yang
akan diikuti didalam hidup mereka. Namun,
ironis sekali jika pola yang diberikan oleh guru ialah pola yang buruk. Sehingga dalam hal ini kita perlu mengerti bahwa
setiap guru secara sadar atau tidak sebenarnya sedang memberikan pola bagi
murid-muridnya. Pertanyaannya adalah,
pola seperti apa yang kita berikan kepada setiap anak didik kita
masing-masing?
Panggilan menjadi seorang guru adalah sebuah kehormatan dan
kepercayaan dari Tuhan. Dalam anugerah-Nya
yang besar, Allah telah memilih kita untuk mewakili-Nya bagi generasi ini. Dia hendak melakukan perubahan, dan untuk
itu, kita akan menjadi salah satu alat-Nya yang penting.
Dr. Howard G. Hendricks dalam bukunya yang berjudul “Mengajar
untuk Mengubah Hidup” mengatakan bahwa ada tiga kriteria yang harus dimiliki oleh
seorang guru agar dapat menjadi pengajar yang baik, kriteria tersebut
diantaranya ialah Faithful (setia), Available (sedia), dan Teachable (Siap
belajar). Pengetahuan yang dimiliki seorang guru
bukanlah faktor yang menentukan. Yang penting
adalah Apakah mereka setia dalam tugas yang mereka emban? Apakah mereka sedia
mengajar tanpa keterpaksaan? dan Apakah mereka siap untuk terus belajar?
Sampai disini kita perlu menanyakan kepada diri kita
sendiri. Apakah kita adalah seseorang
yang menginginkan agar dapat menjadi seorang yang lebih baik? Dan apakah kita juga menginginkan agar
melalui kita, anak-anak didik yang dipercayakan Tuhan itu mengalami perubahan
kearah yang lebih baik? Jika demikian, inilah
yang harus kita lakukan. Kita harus
menjadi orang yang berubah. Semakin kita
berubah, semakin kita dapat menjadi alat perubahan dalam hidup orang lain. Sejauh ini, dalam hal apa kita telah berubah?
Setiap anak memiliki potensi. Potensi untuk memberikan sumbangsih yang baik
atau sebaliknya potensi untuk merusak orang lain dan dunia ini. Sebagai contoh, Thomas Alva Edison sebagai penemu
bola lampu dulunya hanya seorang anak,
sebaliknya Adolf Hitler yang sangat kejam dan dapat mengerahkan massa dalam jumlah
yang sangat besar itupun juga dulunya hanya seorang anak. Oleh karena itu, setiap anak haruslah
dididik dengan baik-baik. Sekali lagi,
tugas mendidik ini dipercayakan kepada kita entahkah kita sebagai orang tua
ataupun sebagai guru disekolah.
Dalam memperingati hari guru nasional pada hari ini kiranya dapat
kita jadikan sebagai momentum untuk dapat mengambil waktu berefleksi tentang peran
dan tanggung-jawab kita sebagai pendidik.
Kiranya Tuhan menolong kita agar menjadi guru yang tidak pernah berhenti belajar untuk semakin berubah menjadi lebih
baik dalam hal karakter, pengetahuan dan keterampilan kita sehingga dapat
menghasilkan anak-anak didik yang berkarakter baik, berpengetahuan luas dan memiliki keterampilan yang mumpuni untuk dapat berkontribusi yang baik bagi kehidupan bersama. Amin. (JE)
8 Komentar
Keren luar biasa dan inspiratif👏👏
BalasHapusSaya yakin setiap kata yang tertulis lahir dr pengalaman pribadi, Selalu menginspirasi. Saya bangga jadi guru. Semoga selalu jadi motivator terbaik. GBU🙏🙏
Puji TUHAN... Semoga dengan membaca inspirasi dari bpk Jenri Ambarita semangat. kami semakin membara untuk tetap yakin dan semakin bertekad dalam pengabdian mengajar PAK... Semoga TUHAN senantiasa memberkati
BalasHapusmakasih pak...
BalasHapusTerima kasih Pak Jenri..Luar Biasaaaa....saya adl Guru yang harus banyak belajar
BalasHapusLuar biasa Pak Jendri,,memotivasi saya untuk menjadi pendidik yang akan terus mengembangkan sayap dan lebih baik lagi sebagai pengajar dan pendidik.
BalasHapusLuar biasa. Kiranya tetap berjaya tetap berkarya Tuhan Yesus memberkati
BalasHapusinspiratif dan sangat memotivasi
BalasHapusTerima kasih pak🙏
BalasHapusSelamat hari Guru juga buat bapak